ReadOr Download Gallery of feature budaya indonesia - Budaya Daerah | wisata budaya, budaya kita budaya, belajar budaya indonesia sumatera utara youtube, jadwal dan tahapan penyusunan rencana kerja pemerintah daerah dan,
Pakaian Adat Papua – Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki banyak sekali kebudayaan, suku, dan juga bahasa. Karena banyaknya perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak sekali adat istiadat pada setiap daerahnya. Tetapi dengan banyaknya perbedaan tersebut bisa menjadikan Indonesia menjadi sebuah Negara kesatuan. Salah satu adat istiadat yang ada di daerah Indonesia paling Timur yaitu adat dari daerah Papua. Di mana di daerah Papua sendiri mempunyai berbagai macam suku dan juga pakaian adat Papua. Pakaian adat Papua merupakan salah satu ciri khas dan wujud nyata kekayaan budaya yang ada di daerah Papua. Menjadi satu negara dengan berbagai macam perbedaan, tidak mengherankan jika Papua yang terletak di ujung negeri ini juga menyimpan segudang keunikan budaya yang dapat dipertontonkan sebagai ciri khas negeri ini. Daerah paling timur Indonesia ini terkenal dengan berbagai macam sukunya yang mendiami Papua. Suku yang berada di Papua di antaranya yaitu Suku asmat Suku dani Suku biak Suku kamoro Suku waropen Sedangkan untuk pakaian adatnya sendiri adalah pakaian yang bisa menggambarkan kedekatan suatu suku dengan alam di sekitar. Pakaian Adat Papua beserta Penjelasannya Untuk nama pakaian adat Papua sendiri juga dibedakan menjadi dua pakaian yakni pakaian adat untuk pria dan juga pakaian adat untuk wanita. Di mana perbedaan yang ada sebetulnya tidak terlalu banyak Cuma ada pada bagian bawah pakaiannya saja. Pakaian adat tersebut juga memiliki ciri khas yang terdapat pada bagian kepala dengan adanya penutup. Bagian tersebut terbuat dari bahan dasar daun sagu yang telah di rajut dengan sangat rapih. Kemudian bagian atas dari penutup kepala terdapat bulu burung kasuari. Bagaimana unik kan? Selain itu juga ada tiga baju adat yang berbeda dari bahan dasarnya. Berikut ini merupakan beberapa pakaian adat Papua Barat. Pakaian Sali Pakaian Sali ini adalah pakaian khusus yang pakai untuk perempuan yang masih lajang atau pun belum menikah. Untuk pakaian tersebut mempunyai bahan dasar yang sangat menarik yaitu dari kulit pohon. Dengan warna yang dihasilkan dari kulit pohon tersebut akan menimbulkan warna coklat. Sehingga untuk perempuan yang telah mempunyai ikatan atau yang telah menikah tidak layak lagi untuk memakai pakaian adat tersebut. Biasanya untuk pakaian adat orang yang telah menikah juga tersedia. Pakaian holim Pakaian holim tersebut dipakai untuk para lelaki. Pakaian tersebut berasal dari suku Dani di Papua. Pakaian adat holim tersebut juga memiliki nama lain yaitu koteka. Seperti yang telah diketahui bahwa koteka tersebut sudah sangat terkenal namanya di masyarakat Indonesia sebagai pakaian adat dari Papua serta sebagai penutup kemaluan. Pakaian holim tersebut bisa digunakan untuk kegiatan apa saja dalam kehidupan sehari-harinya. Koteka dipakai dengan cara diikat ke pinggang memakai seutas tali sehingga ujung koteka tersebut mengacung ke atas. Untuk koteka yang dipakai saat acara adat, koteka yang dipakai biasanya berukuran panjang dan dilengkapi dengan ukiran etnik. Sedangkan untuk yang dipakai saat bekerja dan juga aktivitas sehari-hari adalah koteka yang ukurannya lebih pendek. Suku Papua mempunyai bentuk koteka yang berbeda-beda. Misalnya saja, ada suku tion yang memakai dua buah labu air sekaligus sebagai koteka atau pada suku lain yang memakai hanya satu labu air saja. Cara membuat koteka tersebut yaitu dengan bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan kemudian bagian dalamnya atau biji serta daging buah akan dibuang. Labu air yang dipilih yaitu labu air tua sebab cenderung lebih keras dan juga akan lebih awet jika dibandingkan dengan labu air muda. Setelah itu dilakukan proses pengeringan. Pengeringan tersebut dilakukan supaya koteka tidak cepat membusuk. Pakaian yokal Pakaian adat Papua berikutnya yaitu pakaian yokal, di mana pakaian tersebut hanya ada di daerah Papua barat dan sekitarnya. Pakaian tersebut juga hanya boleh dipakai oleh perempuan yang telah memiliki keluarga atau yang telah menikah. Pakaian tersebut juga hanya dapat dijumpai di pedalaman Papua. Untuk warna dari pakaian tersebut adalah warna coklat yang sedikit kemerahan. Pakaian tersebut tidak untuk dijual atau pun di beli sebab pakaian tersebut merupakan suatu simbolis masyarakat Papua yang menggambarkan kedekatan nya dengan alam semesta. Pakaian Ewer Selain dari ketiga pakaian di atas masih ada beberapa aksesoris yang dipakai seperti rok rumbai yang terbuat dari susunan daun sagu yang kering yang dipakai untuk menutupi tubuh bagian bawah. Rok rumbai tersebut tidak hanya dipakai oleh para wanita saja tetapi juga dipakai oleh pria. Biasanya jika memakai rok rumbai tersebut maka dilengkapi juga dengan hiasan lainnya seperti hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau juga anyaman daun sagu. Selain itu juga ada perlengkapan yang lain seperti manik-manik dari kerang, taring babi yang di letakkan di antara lubang hidung, gigi anjing yang dikalungkan di leher, tas noken yang terbuat dari anyaman kulit kayu sebagai wadah umbi-umbian atau sayuran yang dipakai di kepala. Kemudian tidak lupa juga alat tradisional yang di pakai seperti tombak Papua, panah, dan juga sumpit. Nah itulah beberapa pakaian adat dari Papua yang perlu untuk Anda ketahui sebagai tambahan wawasan Anda. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda yang sedang mencari informasi mengenai pakaian adat Papua.
Ragambudaya dan keunikan Papua ini juga dapat dilihat melalui rumah-rumah adatnya. Papua memiliki berbagai suku dengan berbagai bentuk rumah adat Papua yang berbeda-beda. Untuk selengkapnya, yuk simak beberapa rumah adat Papua beserta dengan gambar dan penjelasannya berikut ini! Dapatkan TokoPoints dengan bertransaksi menggunakan Kupon

Pakaian Adat Papua dan PenjelasannyaPakaian SaliPakaian HolimPakaian YokalPakaian Adat Papua – Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, suku, dan bahasa. Karena banyaknya perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadikan Indonesia mempunyai banyak sekali adat istiadat di setiap daerahnya. Tetapi dengan banyaknya perbedaan tersebut dapat menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara satu adat istiadat yang ada di daerah paling Timur Indonesia adalah adat dari daerah Papua. Dimana di daerah Papua sendiri memiliki berbagai macam suku dan juga pakaian adat yang berada di Papua diantaranya adalahSuku AsmatSuku DaniSuku BiakSuku KamoroSuku WaropenPakaian Adat PapuaSedangkan untuk pakaian adatnya sendiri merupakan pakaian yang dapat menggambarkan kedekatan suatu suku dengan alam Adat Papua dan PenjelasannyaUntuk nama pakaian adat Papua sendiri dibedakan menjadi dua pakaian yaitu pakaian adat untuk pria dan pakaian adat untuk wanita. Dimana perbedaan yang ada sebenarnya tidak terlalu banyak hanya ada pada bagian bawah pakaian saja. Pakaian adat ini juga mempunyai ciri khas yang ada pada bagian kepada dengan adanya penutup. Bagian ini terbuat dari bahan dasar daun sagu yang sudah dirajut dengan sangat rapih. Kemudian bagian atas penutup kepala terdapat bulu burung unik bukan? selain itu ada juga tiga baju adat yang berbeda dari bahan dasarnya. Berikut ini ada beberapa pakaian adat Papua SaliPakaian Sali Pakaian Adat PapuaPakaian Sali ini merupakan pakaian khusus yang digunakan untuk perempuan yang masih lajang atau belum menikah. Untuk pakaian ini memiliki bahan dasar yang sangat menarik yaitu dari kulit warna yang dihasilkan oleh kulit pohon tersebut akan menimbulkan warna coklat. Sehingga bagi perempuan yang sudah mempunyai ikatan atau yang sudah menikah tidak layak lagi untuk menggunakan pakaian adat ini. Biasanya untuk pakaian adat orang yang sudah menika juga HolimPakaian holim ini digunakan untuk para lelaki. Pakaian ini berasal dari suku dani Papua. Pakaian adat holim ini juga mempunyai nama lain yaitu koteka. Seperti yang sudah diketahui bahwa koteka ini sudah sangat terkenal namanya di masyarakat Indonesia sebagai pakaian adat Papua dan sebagai penutup kemaluan. Pakaian holim ini dapat digunakan untuk kegiatan apa saja dalam digunakan dengan cara diikat ke pinggang menggunakan seutas tali sehingga ujung koteka ini mengacung ke atas. Untuk koteka yang dikenakan saat acara adat, koteka digunakan biasanya berukuran panjang serta dilengkapi dengan ukiran etnik. Sedangkan untuk yang dikenakan saat bekerja dan aktivitas sehari-hari koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari adalah koteka yang lebih HolimSuku Papua memiliki bentuk koteka yang berbeda-beda. Misalnya saja suku tion yang menggunakan dua buah labu air sekaligus sebagai koteka atau suku lain yang menggunakan hanya satu labu air saja. Cara membuat koteka ini yaitu dengan bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya atau biji dan daging buah akan air yang dipilih adalah labu air tua karena cenderung lebih keras dan juga akan lebih awet daripada labu air muda. Setelah itu dilakukannya pengeringan. Pengeringan ini dilakukan agar koteka tidak cepat YokalPakaian adat Papua berikutnya adalah pakaian yokal, dimana pakaian ini hanya ada di daerah Papua barat dan sekitarnya. Pakaian ini juga hanya boleh digunakan oleh perempuan yang sudah memiliki keluarga atau yang sudah menikah. Pakaian ini juga hanya bisa dijumpai di pedalaman Papua. Untuk warna dari pakaian ini adalah warna coklat yang sedikit kemerahan. Pakaian ini tidak untuk dijual maupun di beli karena pakaian ini merupakan seuatu simbolis masyarakat Papua yang menggambarkan kedekatannya dengan YokalSelain dari ketiga pakaian tersebut masih ada beberapa aksesoris yang digunakan seperti rok rumbai yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Rok rumbai ini tidak hanya digunakan oleh para wanita tetapi juga digunakan oleh jika menggunakan rok rumbai ini maka dilengkapi dengan hiasan lainnya seperti hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu. Selain itu juga ada perlengkapan lain seperti manik-manik dari kerang, taring babi yang diletakan di antara lubang hidung, gigi anjing yang dikalungkan di leher, tas noken yang terbuat dari anyaman kulit kayu untuk wadah umbi-umbian atau sayuran yang dikenakan di kepala. Kemudian tidak lupa alat tradisional yang digunakan seperti tombak Papua, panah, dan Sering Munculpakaian adat papuabaju adat papuanama pakaian adat papua

Tarianadat daerah Papua merupakan aset bangsa dalam bidang kesenian nusantara. Melalui seni tari, Papua mengeskpresikan emosi dan budaya lokalnya. Bisa dibilang tari tradisional Papua adalah cerminan jati diri yang harus dipahami oleh semua orang, khususn ya warga Indonesia, bukan hanya warga yang tinggal di wilayah Papua saja.
8 Senjata Tradisional dari Papua Beserta Fungsi dan Gambarnya Lengkap – Indonesia terdiri atas banyak pulau yang memiliki keberagaman kebudayaan di dalamnya. Di ujung Merauke, kita mengenal Pulau Papua yang memiliki berbagai kebudayaan dengan keindahan alam dan hewan eksotisnya. Saudara kita di Papua adalah masyarakat yang spesial dan patut untuk dihargai kebudayaannya. Mereka juga memiliki hak untuk menjadi WNI sebagaimana mestinya dan masih menjalani kehidupan dengan budayanya. Senjata Tradisional dari PapuaDaftar IsiSenjata Tradisional dari Papua1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua2. Pisau Belati Papua3. Tombak Tradisional Papua4. Parang Papua5. Kapak Batu Khas Papua6. Pahat Khas Papua7. Badik Papua8. Busur dan Panah Papua Daftar Isi Senjata Tradisional dari Papua 1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua 2. Pisau Belati Papua 3. Tombak Tradisional Papua 4. Parang Papua 5. Kapak Batu Khas Papua 6. Pahat Khas Papua 7. Badik Papua 8. Busur dan Panah Papua Mereka masih menjunjung tinggi kebudayaan untuk mempertahankan kelestariannya. Dapat dikatakan bahwa mereka sangat menghargai alam yang mereka pijaki. Kita juga mengenal Papua tidak hanya dari kebudayaannya, tetap juga keindahan alam dan hewan-hewan eksotis yang masih hidup disana. Burung Kasuari, adalah salah satu contoh hewan eksotis yang saat ini juga dalam perlindungan sebab terancam punah. Namun, keberadaanya masih bisa ditemukan di pedalam hutan di wilayah Papua. Kali ini kita akan lebih dalam membahas mengenai berbagai senjata tradisional dari Papua. Kira-kira ada apa saja yang senjata tradisional dari Papua? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini. Senjata tradisional adalah alat yang penting dalam sebuah kebudayaan. Selain digunakan untuk menandai asal muasal suku atau daerah, senjata tradisional juga digunakan untuk membantu keperluan hidup seperti berburu dan perang. Seperti halnya berbagai senjata tradisional dari Papua, yang memiliki keunikan serta kegunaannya masing-masing. Berikut ini berbagai senjata tradisional dari Papua serta fungsinya bagi masyarakat Papua. 1. Alat Tusuk dari Tulang Kuskus Papua Alat tusuk dari tulang kuskus adalah senjata tradisional Papua yang dimiliki oleh salah satu suku asli di Papua, yaitu suku Bauzi. Suku ini hidup secara semi nomaden, sebab suku Bauzi tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Alat Tusuk dari tulang Kuskus digunakan untuk berburu binatang dan alat keperluan panen. Alat Tusuk dari Tulang kuskus adalah senjata tradisional ramah lingkungan, sebab proses pembuatannya tidak menggunakan alat industri yang mencemari alam. Senjata tradisional ini terbuat dari bahan tulang hewan kuskus yang nantinya dibersihkan. Lalu, diruncingkan pada batu asahan dengan menggosoknya, proses itu dilakukan secara terus menerus sehingga ujung senjata menjadi runcing. 2. Pisau Belati Papua Pisau Belati Papua adalah senjata tradisional dengan ukuran yang kecil. Senjata ini memiliki bentuk yang unik, sebab terdapat rumbai-rumbai pada bagian gagang senjata. Pisau Belati Papua sering digunakan untuk menyayat dan memotong ketika sedang berburu binatang di hutan. Senjata tradisional ini terbuat dari bahan yang sulit ditemukan di daerah lainnya, yaitu tulang burung kasuari. Tulang dari burung kasuari sering dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menjadi alat yang bermanfaat untuk kehidupan. Bulu yang melekat di gagang pisau juga berasal dari bulu burung kasuari. 3. Tombak Tradisional Papua Tombak Tradisional Papua adalah senjata yang biasa digunakan sebagai alat pertempuran dan perburuan. Tombak ini juga sering digunakan untuk properti dalam sebuah tarian daerah di Papua. Tombak ini dibuat dari bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan di alam, yaitu kayu yang biasa diolah untuk membuat gagang. Sedangkan, bagian mata tombak menggunakan batu kali yang nantinya akan diasah agar semakin tajam. Tombak ini dapat dikatakan spesial karena memiliki aturan tersendiri dalam adat Papua, yaitu tidak diperkenankan untuk menggunakan tombak ini selain untuk berburu atau perang. Dalam adat tradisional di Papua, tombak juga diartikan sebagai lambang dari kegagahan seorang pria. Sehingga, tombak harus selalu disimpan dengan baik oleh pemiliknya. 4. Parang Papua Parang Papua adalah senjata tradisional yang berasal dari daerah Papua Barat. Senjata ini melambangkan kekuatan dan keuletan seorang pria dalam sebuah rumah tangga. Masyarakat Papua Barat menyebut senjata itu dengan nama jalowy. Proses pembuatan senjata Parang Papua membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab, Parang tersebut memiliki bahan dari sebuah batu yang dibelah, dan nantinya harus diasah hingga tajam dan membentuk sebuah senjata parang. Selain digunakan untuk perlindungan diri, senjata ini juga digunakan sebagai keperluan rumah tangga, memasak, memotong daging, hingga menebang pohon sagu. Tak hanya itu, Parang Papua juga bisa digunakan dalam kegiatan industri seperti pertanian atau bahkan untuk melamar calon pasangan wanita. 5. Kapak Batu Khas Papua Kapak Batu adalah senjata tradisional yang menjadi lambang dari daerah Irian Jaya. Senjata ini masih digunakan oleh suku di Papua, senjata ini juga masih sering digunakan alat untuk aktivitas keseharian. Cara membuat kapak batu juga bisa dikatakan cukup mudah, yakni hanya dengan mengikat satu potong batuan ke sebuah kayu yang akan digunakan sebagai alas untuk pegangan. Pada zaman dahulu, masyarakat Papua menggunakan kapak batu ini untuk menebang pohon hingga membuat sagu. Fungsi utama dari senjata tradisional ini adalah untuk pertahanan diri ketika terjadi pertempuran. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, orang-orang lebih banyak menggunakan kapak batu sebagai alat untuk menggosok senjata dari besi, memotong tanaman, dan juga membelah kayu. 6. Pahat Khas Papua Pahat adalah senjata tradisional yang memiliki beragam fungsi, yaitu untuk memotong rotan yang nanti akan dianyam, melubangi kayu, dan menusuk musuh bila terjadi peperangan. Namun, saat ini pahat sudah beralih fungsi menjadi perkakas atau alat-alat yang digunakan dalam bidang pertukangan. Menurut sejarah adat, pahat adalah alat yang biasa digunakan untuk memangkas jari-jari tangan jenazah yang berasal dari anggota keluarga yang meninggal. Namun, budaya tersebut telah mendapatkan larangan oleh pemerintah dan saat ini pahat hanya boleh digunakan sebagai alat dalam kegiatan industri. Proses pembuatan dari pahat juga tidak terlalu susah. Hal yang dibutuhkan hanya kejelian agar tidak menggosok bagian ujung pahat terlalu tipis. Untuk menambah kenyamanan ketika menggunakan, para pengrajin pahat akan menempelkan lilitan dari kayu yang tipis agar nyaman ketika digenggam. 7. Badik Papua Badik sebenarnya adalah senjata tradisional yang berasal suku Bugis, Makassar. Namun, senjata ini sekarang juga menjadi senjata tradisional di Papua setelah masyarakat di Papua mulai mengenal budaya dunia luar. Senjata Badik ini memiliki bentuk sedikit pendek mirip dengan pisau, namun ada mitos yang mengatakan jika senjata badik tersebut dipercaya memiliki kegunaan dan juga keampuhan yang dikenal dari gaya pada badik suku Bugis. Masyarakat di Papua juga meyakini jika senjata badik ini memiliki nilai dan juga makna tertentu di dalamnya. Hingga masyarakat di wilayah Papua juga menjadikan senjata tersebut sebagai senjata tradisional yang digunakan untuk bertempur dan berkelahi. 8. Busur dan Panah Papua Busur dan Panah adalah senjata tradisional dari Papua yang sering digunakan untuk berburu babi hutan dan binatang lainnya. Tak hanya itu, fungsi dari busur dan panah juga sebagai alat yang akan selalu dibawa berdampingan dengan tombak. Busur dan panah juga sering digunakan masyarakat untuk berperang, namun ada perbedaan bahan yang digunakan pada mata panahnya. Jika tujuan panah digunakan untuk berburu binatang, maka mata panah yang digunakan terbuat dari bahan bambu. Namun, jika digunakan untuk berperang, maka mata tombak yang digunakan terbuat dari bahan tulang binatang. Namun, pada saat ini senjata busur dan panah sudah banyak mengalami perkembangan dan juga perubahan bentuk akibat dari efek modernisasi. Sehingga, muncul cabang olahraga panahan yang memiliki kesamaan dari segi teknik dan alatnya. Hal yang membedakan hanya pada tujuan digunakannya busur dan panah. Untuk panahan digunakan dalam kegiatan rekreasi, sedangkan senjata busur dan panah Papua digunakan untuk alat pertahanan hidup. Nah, itu tadi pembahasan mengenai senjata tradisional dari Papua. Keunikan yang ada di senjata tradisional tersebut juga melambangkan kekayaan budaya yang ada di Papua. Harapannya dengan artikel ini kalian dapat lebih memahami dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Kalian dapat membaca artikel lainnya mengenai senjata tradisional pada kolom yang tersedia di Mamikos. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Simbolbintangnya memiliki 5 sudut yang bermaksud untuk menerangi dasar negara yang lima dan tujuan negara yang lima. Sedangkan untuk warna hitam itu melambangkan warna alam atau warna asli. BACA JUGA: 5 Nama Lambang Pancasila Sila 1-5 dan Maknanya Lengkap. Lihat juga: Tega, Diam-Diam Wanita Ini Dinikahkan Paksa Oleh Pamannya.
Provinsi papua merupakan provinsi yang paling luas di Indonesia, pada mula nya provinsi ini bernama Irian jaya namun sekarang terbagi dua, bagian timur tetap bernama papua tetapi bagian barat menambahkan kata barat jadi Papua Barat. Nah dalam artikel ini kita akan membahas kebudayaan yang terdapat di Papua Barat ini. Bagaimana kebudayaannya? Mari kita bahas di bawah Kebudayaan Papua Suku Bangsa Papua Bahasa Daerah Papua Agama Papua Barat2 Rumah Adat – Kebudayaan Papua Rumah Adat Rumah Adat Rumah Adat Rumah Adat Rumah adat Rumsram3 Pakaian Adat – Kebudayaan Papua Koteka, Pakaian Adat Rok Rumbai, Pakaian Adat Sali, Pakaian Adat Perempuan Yokai, Pakaian Adat Pedalaman4 Senjata Tradisional – Kebudayaan Papua Busur dan Anak Pisau Badik Kompilasi Papua5 Kesenian Daerah – Kebudayaan Papua Tarian Adat Alat Musik Papua Barat6 TerkaitSeperti yang kita ketahui di atas papua merupakan provinsi yang cukup luas yakni sekitar km². Dengan luas yang cukup besar itu tentu banyak sekali suku bangsa, bahasa, dan agama yang terdapat di Papua ini, berikut Bangsa Papua 76,30%Pendatang 23,70%Jawa 8,38%Asal Sulawesi 3,67%Bugis 3,19%Asal Maluku 2,97%Melayu 2,88%Makassar 1,48%Minahasa 0,77%Batak 0,58%Suku Lainnya 2,18%Papua 76,30% teriri dari Suku Huli, Suku Bauzi, Suku Muyu, Suku Korowai, Suku Dani, Suku Amungme, Suku Asmat, Arfak, Damal, Yali, Daerah Papua BaratBerikut ini beberapa bahasa daerah yang pada umumnya masyarakat Papua Barat GunakanBahasa Biak digunakan di Kepulauan Raja Ambel, bahasa ini digunakan di daerah Teluk Batanta digunakan di daerah Kampung Wailebet dan Kampung YenanasBahasa Moi digunakan di daerah Kampung Kalobo, Sakabu, dan sebagian Kampung Samate. Bahasa Moi berasal dari daratan besar sebelah barat wilayah Kepala Indonesia dan Bahasa Inggris menjadi Pilihan bahasa Resmi masyarakat PapuaAgama Papua BaratKristen Protestan 60,05%Islam 31,21%Katolik 8,36%Buddha 0,09%Hindu 0,08%Lainnya 0,01%Kristen Protestan adalah agama mayoritas masyarakat Papua BaratDalam artikel sebelumnya saya sudah membahas Kebudayaan Jawa Timur yang menarik untuk kalian ketahui. Nah langsung saja mari kita bahas kebudayaan apa saja yang terdapat di Papua Barat iniRumah Adat – Kebudayaan Papua BaratRumah adat yang terdapat di papua memiliki filosofis yang berbeda-beda, bahan dasar untuk membuatnya pun tidak sama dan hal itu lah yang membuat papua menjadi eksotis. Berikut ini beberapa daftar rumah adat papua dan Adat adat Honai adalah rumah Papua yang menjadi tempat tinggal suku Dani. Pada umumnya Honai dihuni oleh laki-laki dewasa. Nama rumah adat ini berasal dari kata “hun” yang berarti laki-laki dan “ai” berarti rumah. Honai ini bisanya ada di sekitar lembah dan pegunungan. Dinding nya terbuat dari kayu, atapnya dari jerami yang berbentuk kerucut, sekilas seperti ada jendela di rumah Honai ini hanya memiliki satu pintu dan tinggi rumah ini mencapai meter dengan ruangan sempit sekitar 5 meter karena untuk menahan suhu yang dingin di pegunungan, pada bagian tengah ada semacam lingkaran yang digunakan untuk membuat api untuk menghangatkan tubuh sekaligus Adat adat Ebai diambil dari kata “ebe” yang berarti perempuan dan “ai” artinya rumah. Hal ini karena perempuan adalah tempat tinggal bagi kehidupan. Ebai biasa dipakai untuk melakukan proses pendidikan untuk anak perempuan, para ibu akan mengajarkan hal-hal yang akan dilakukan saat menjelang pernikahan ini juga menjadi tempat tinggal untuk ibu-ibu, anak perempuan serta anak laki-laki. Tetapi anak laki-laki yang sudah dewasa akan dipindahkan ke Ebai hampir sama dengan honai, tetapi ebay mempunyai ukuran yang lebih pendek dan kecil. Rumah ini berada di samping kanan atau kiri honai dan pintunya tidak sejajar dengan pintu Adat adalah sebuah tempat yang dijadikan sebagai kandang ternak peliharaan. Hewan yang biasa dijadikan ternak oleh suku wilayah papua seperti ayam, babi, anjing dan dari wamai ini pada umumnya persegi tapi ada pula bentuk lain, sangat fleksibel tergantung dari besar dan banyaknya jenis hewan yang mereka Adat adalah rumah adat ini dihuni oleh suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani, Jayapura. Rumah ini khusus bagi laki-laki yang telah berusia sekitar 12 ini dijadikan tempat untuk mendidik anak-anak tersebut, mereka dia ajarkan tentang pengalaman hidup dan bagaimana mencari nafkah, menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, berani dan yang didapatkan lainnya bersifat umum seperti membuat perahu, cara berperang, membuat senjata, dan adat adalah rumah adat Papua yang berasal dari suku Biak Numfor yang berada di pulau-pulau. Rumah ini dibuat untuk laki-laki. Seperti kariwari, rumah ini dijadikan tempat untuk mendidik anak remaja laki-laki dalam pencarian pengalaman hidup, serta cara untuk menjadi laki-laki yang kuat dan bertanggung jawab sebagai kepala keluarga Adat – Kebudayaan Papua BaratPakaian adat Papua mempunyai aksesoris disetiap pakaian yang dikenakannya, baik laki-laki maupun perempuan. Ada beberapa jenis Pakaian adat Papua sesuai dengan pemakainya. Untuk lebih lengkapnya simak ulasannya dibawah iniKoteka, Pakaian Adat Laki-LakiPakaian Kebudayaan Papua Barat via romadecadeDi suku pedalaman asli Papua, kita akan disuguhkan dengan pakaian yang mereka kenakan sehari-hari yang sangat kebanyakan laki-laki mengenakan baju dan celana yang rapi dan tertutup, berbeda dengan dengan laki-laki di Papua. Mereka tidak menggunakan baju sama sekali sehingga sekilas seperti telanjang. Namun ternyata mereka mengenakan pakaian adat Papua yang dikenal dengan Rumbai, Pakaian Adat PerempuanPerempuan Papua menggunakan rok rumbai sebagai pakaiannya. Rok rumbai ini adalah sejenis pakaian adat Papua perempuan yang bentuknya rok dan terbuat dari susunan daun sagu kering dan dipakai untuk menutupi sebagian tubuh pada kenyataannya, rok rumbai ini juga dikenakan tidak hanya oleh perempuan saja, melainkan laki-laki juga menggunakan pakaian ini pada acara-acara Pakaian Adat Perempuan LajangPapua memiliki pakaian adat yang berbeda antara perempuan yang sudah menikah dengan yang masih lajang. Perempuan lajang Papua menggunakan pakaian khusus yang menarik. Pakaian adat ini dikenal dengan sebutan Sali. Pakaian ini dibuat dari kulit warna dari kulit pohon ini harus berwarna coklat. Karena Sali hanya untuk perempuan yang masih lajang maka mereka yang sudah menikah dianggap tidak pantas menggunakan pakaian Pakaian Adat PedalamanYokai adalah pakaian adat yang hanya ada di daerah Papua Barat dan sekitarnya dan hanya bisa kita lihat di daerah pedalaman Papua ini hanya untuk perempuan yang sudah memiliki keluarga. Yokai berwarna coklat sedikit kemerahan. Bahkan baju ini adalah simbol masyarakat Papua yang dekat dengan alam, sehingga baju ini tidak boleh Tradisional – Kebudayaan Papua BaratMasyarakat Papua juga mempunyai beberapa senjata yang dipakai dalam kehidupan sehari-harinya. Terkadang senjata tersebut juga dipakai untuk pelengkap dalam pakaian adat mereka. Berikut beberapa senjata yang terdapat di PapuaBusur dan Anak utama masyarakat Papua yaitu busur dan anak panah. Senjata ini membantu masyarakat untuk menangkap hewan buruan dan untuk berperang melawan musuh. Seperti halnya tombak, ujung mata pada panah ini diberi ini terbuat dari 3 macam bahan yakni kayu, bambu dan tulang yang ini biasa masyarakat papua gunakan untuk berburu hewan dari jarak jauh. Senjata ini terbuat dari bahan kayu dan batu yang ujungnya runcing, bahkan ada pula yang memakai tulang sebagai mata tombak. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, mata tombak kini dibuat dari mata tombak ini diberi bisa racun yang sangat mematikan untuk melumpuhkan korban atau belati ini hanya ada di daerah Papua saja. Bahan dasar untuk membuat pisau ini yaitu tulang burung kasuari, sehingga senjata ini sangat berbahaya. Cara menggunakannya pun berbeda, pisau ini dioleskan racun terlebih dahulu sebelum dipakai untuk berburu. Belati ini terlihat cantik dengan adanya bulu burung kasuari yang ada pada pegangan adalah senjata masyarakat Papua yang dipakai untuk bertani dan membuka jalan menuju hutan. Kapak ini berbeda dengan kapak kebanyakan, kapak ini dibuat dari bahan dasar rotan dan mata kapaknya dari batu yang sangat Kompilasi merupakan senjata tradisional orang Bugis di Makassar, yang menjadi senjata tradisional Papua setelah orang Papua mulai mengenal dunia luar. Badik ini berbentuk pendek seperti pisau, namun masih mempunyai keunikan tersendiri. Senjata ini sudah ada sejak Kerajaan Daerah – Kebudayaan Papua yang ada di Papua Barat ini termasuk tarian dan alat musik daerah yang berasal dari Papua. Berikut ini daftar dari beberapa kesenian daerah papuaTarian Adat PapuaNoNamaAsalKeterangan1Tari MusyohBerasal dari PapuaTarian sakral di pulau Papua yang digunakan untuk mengusir arwah yang tidak SajojoDari pulau PapuaTarian ini merupakan sebuah budaya hiburan yang bisa dimainkan oleh para penari pria dan YospanDari PapuaBiasanya difungsikan untuk hiburan dalam sebuah acara4Tari Selamat DatangPapuaTarian sambutan dalam mengawali sebuah acara di daerah Papua5Tari PerangPapua BaratMenggambarkan tentang kepahlawanan dan kegagahan masyarakat SuanggiPapuaMerupakan tarian yang mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya yang menjadi korban jejadian7Tari Fela ManduSentani Tengah PapuaSaat ini tari Fela Mandu menjadi tari pergaulan yang bersifat EntolPesisir pantai MeraukeMenggambarkan kemenangan setelah melakukan perang antar Fayaryar Kar BaryanPapuaMenceritakan tentang seseorang yang sedang menebang sagu10Tari Dow MamunBiak, kabupaten Teluk Cenderawasih, provinsi PapuaMenggambarkan tentang peperangan dan kemenangan11Tari Awaijale RilejaleSuku SentaniMengambarkan keindahan alam danau sentani pada waktu senja12Tari Bet Pok MbuiMeraukeTarian ini dimainkan oleh sekelompok pria dan wanita pada siang atau sore hari, setelah panen mencari sagu, lama pertunjukan 2-3 FalabeaSuku SentaniPertunjukan tari ini dilakukan di tanah lapang pada petang atau malam Musik Papua ini daftar alat musik tradisional yang terdapat di Papua BaratTifaTifa adalah salah satu alat musik asal Papua yang memiliki bentuk sama dengan gendang. Bahkan, teknik untuk memainkan alat musik yang satu ini pun mirip. Tifa ini dibuat dari sebongkah kayu, kemudian, pada sisi Tifa ditutup dengan kulit rusa yang sudah dikeringkan. Hal itulah yang menghasilkan suara yang musik ini di beberapa daerah dikenal dengan suling. Tetapi bentuk suling tersebut berbeda dengan bentuk suling dari daerah lain. Alat musik ini dipakai oleh masyarakat Papua sebagai pengiring berbagai macam tari-tarian daerah. Selain itu, Yi juga sering digunakan untuk mengumpulkan merupakan alat musik yang bahan nya terbuat dari cangkang kerang. Nama dari alat musik ini berasal dari nama sebuah pulau yang mempunyai keindahan alam yang jauh lebih indah daripada Raja musik ini termasuk alat musik tiupPikon/Pikonane/Harpa YahudiSaat ini, Pikon lebih sering dimainkan oleh suku dani yang tinggal di pedalaman. Dalam keseharian Pikon ini dimainkan oleh dan KeePaar dan Kee ini seperti sepasang surat dan perangko yang tidak dapat dipisahkan. Paar terbuat dari labu dan Kee terbuat dari tulang burung adlah alat musik Papua yang berasal dari Suku Tehit, Papua. Alat musik ini terbuat dari bambu dan biasa digunakan untuk tarian pada upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat dimainkan dengan cara adalah alat musik Papua yang terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini berguna untuk mengiringi suatu tarian tertentu. Selain itu, alat musik ini juga digunakan untuk mengumpulkan penduduk dari suku teman teman itulah beberapa kebudayaan yang terdapat di Papua Barat telah saya jelaskan secara singkat dan jelas. Semoga bermanfaat.

LowonganKerja Kebudayaan Sumatera Utara Lengkap Beserta Gambar Dan Penjelasannya Juni 2022 Update Pkl: 02:45:45 pm | Tgl: Jumat 27 Mei 2022 Jakarta, DKI Jakarta | Rp 3.000.000 | full-time Home » Lowongan Kerja Kebudayaan Sumatera Utara Lengkap Beserta Gambar Dan Penjelasannya Juni 2022

Rumah Adat Papua Barat Bentuk rumah penduduk di Provinsi Papua Barat sangat dipengaruhi alam lingkungannya. Ada perbedaan bentuk rumah tinggal antara suku bangsa yang menetap di pesisir dengan yang tinggal di pedalaman. Jenis rumah tradisional di Provinsi Papua Barat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rumah panggung dan bukan panggung. Rumah panggung biasanya banyak dijumpai di daerah pesisir pantai, rawa, bantaran sungai, dan dalam hutan. Sementara itu, rumah bukan panggung banyak ditemukan di wilayah pegunungan, dataran tinggi, dan lembah. Salah satu suku bangsa yang tinggal di Provinsi Papua Barat adalah suku bangsa Arfak. Suku bangsa Arfak secara tradisional tinggal di rumah tertutup yang hanya memiliki dua pintu, yaitu depan dan belakang, tanpa jendela. Bentuk rumahnya dibangun dengan konstruksi rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari bahan kayu dan rumput ilalang sebagai atap. Rumah ini dinamai Mod Aki Aksa atau Igkojei. Rumah suku bangsa Arfak ini juga sering disebut rumah kaki seribu karena mempunyai tiang penyangga yang banyak. Rumah ini penghuninya terdiri atas empat sampai lima keluarga. Rumah tradisional ini sekarang hanya dapat dijumpai di kampung-kampung, pinggiran distrik pedalaman di bagian tengah Pegunungan Arfak. Rumah tradisional yang lain adalah rumah bujang dan rumah keluarga. Kedua jenis rumah ini mempunyai kesamaan. Kedua jenis rumah ini berbentuk persegi empat dengan sebuah ruangan besar di tengahnya. Kedua jenis rumah ini tergolong rumah panggung. Pada umumnya rumah bujang lebih besar dan lebih panjang ukurannya dibandingkan rumah keluarga. Rumah bujang didirikan di atas tiang-tiang batang sagu dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Dindingnya terbuat dari batang sagu kecil. Lantainya ditutupi tikar yang terbuat dari daun sagu. Atapnya juga terbuat dari daun sagu. Rumah bujang, mempunyai dua bagian utama yang disebut aipmu, yaitu aipmu sene dan aipmu ep. Aipmu sene adalah bagian yang menghadap ke hilir, sedangkan yang mengarah ke hulu disebut aipmu ep. Rumah keluarga dihuni oleh 2-4 keluarga. Di dalam rumah ini terdapat bilik-bilik yang jumlahnya sebanyak keluarga yang menghuni rumah tersebut. Rumah tradisional lain adalah honei dan ebei. Kedua jenis rumah ini mempunyai konstruksi bulat dan terdiri atas dua lantai. Lantai bawah digunakan untuk perapian dan tempat berbincang anggota keluarga. Sementara itu, lantai atas digunakan untuk tidur. Lantai bawah ditutup dengan tumpukan rumput kering, sedangkan lantai atas dibuat dari batang-batang pohon.

SedangkanRencong yang umumnya dipakai masyarakat biasanya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau. Berdasarkan bentuknya, Rencong yang merupakan senjata tradisional Aceh bisa kita temukan dalam 4 jenis, yaitu Rencong Meucugek, Rencong Meupucok, Rencong Pudoi, dan Rencong Meukuree. Rencong Meupucok adalah Rencong yang bergagang kecil di bagian

Peta Papua Papua Indonesia adalah pulau dengan iklim tropik basah atau tropical rain forest. Meski secara umum Papua memiliki dua musim, yakni kemarau dan hujan, namun sukar untuk membedakan keduanya. Meski dalam musim kemarau pun, Papua memiliki curah hujan yang tinggi yakni hingga mm. Kondisi iklim dan geografis di Papua membuat persebaran tidak merata. Masyarakat Papua tersebar di seluruh pulau tersebut. Selain kondisi iklim dan geografisnya, topografi dari pulau pulau Papua menjadi sebabnya. Kelembaban di sana relatif tinggi yakni 80 sampai 89 persen. Suhunya pun beragam, yakni 19 hingga 28 derajat celcius. Bayangkan, Papua terdiri dari perpaduan antara pegunungan, lembah, sungai, hingga pantai. Dari Puncak Jaya sebagai titik tertinggi Indonesia, hingga Kota Merauke sebagai kota terendah dengan ketinggian 40-60 di atas permukaan laut. Paru-paru Dunia Menjadi salah satu paru-paru dunia, Indonesia memiliki luas keseluruhan hutan mencapai hektare. Tak ayal ia menyandang nama tersebut. Papua menjadi wilayah yang memiliki luas hutan terbesar dalam khazanah ekologi Indonesia dengan luas hutan mencapai hektare. Dunia menyebutnya sebagai paru-paru dunia, suaka flora dan fauna, hingga serpihan surga yang jatuh ke bumi. Adalah Papua, negeri dengan keanekaragaman budaya yang hidup rukun serta damai. Papua adalah raja dari hutan di Indonesia. Suburnya Tanah Papua tidak lepas dari letak geografisnya yang berada pada pada garis khatulistiwa. Pulau seluas 786 km persegi itu berbatasan dengan laut pasifik di sebelah utara, laut Arafuru dan Pulau Maluku di selatan, berbatasan dengan Papua Nugini di timur, dan lautan pasifik di sebelah barat. Jika dipetakan secara astronomis, Pulau Papua memiliki posisi 0º 20′ Lintang Selatan LS sampai 10º 42′ LS dan membentang dari 131º Bujur Timur BT hingga 151º BT. Letak astronomis tersebut mempengaruhi iklim di Papua. Arti Nama Papua Tak kenal, maka tak sayang. Begitulah kata peribahasa. Hingga saat ini, mungkin banyak dari warga Indonesia yang belum mengetahui makna dari Papua itu sendiri. Hari Suroto, seorang peneliti dari Balai Arkeologi Papua, adalah sosok yang pernah menjelaskannya. Dalam artikel yang dimuat oleh detik, Hari Suroto mengatakan setidaknya Papua dapat dimaknai dari bahasa Melayu, Biak, Belanda dan Indonesia. “Papua berasal dari bahasa Melayu yang artinya keriting. Arsip Portugis dan Spanyol abad ke-16, nama Papua mereka gunakan untuk menyebut orang dan tempat di Kepulauan Raja Ampat dan pesisir barat Papua,” jelasnya. Ingin tahu lebih banyak ? Baca juga Inilah Penjelasan Arti Nama Papua dari Berbagai Bahasa Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan sebutan Papua Niew Guinea. Mereka menyebut pulau tersebut sebagai satu kesatuan di mana Papua Nugini termasuk di dalamnya. Dalam bahasa lokal, kata Papua punya sejumlah makna. Menurut Hari orang Biak memaknainya sebagai tanah di bawah matahari tenggelam. Berbeda kala Indonesia menyebutnya dengan nama Irian. Presiden RI Pertama, Soekarno, merupakan orang yang mempopulerkan nama Irian. Ia menyebut Irian sebagai singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Netherland’. Irian pun punya makna dalam bahasa Biak dan Merauke. Dalam bahasa Biak, Irian berarti panas. Sedang dalam bahasa Merauke, Irian artinya tanah air. Pada tahun 2004, Presiden RI ke-4 merubah nama Irian kembali menjadi Papua hingga saat ini. Sebagaimana kita ketahui dalam teori migrasi, masyarakat nusantara terdiri dari dua ras, yakni Mongoloid dan Australomelanesid. Keturunan Australomelanesid adalah leluhur tertua di nusantara. Mereka mendiami wilaya timur Indoneisa. Harry Widianto, kepala riset Balai Arkeologi Yogyakarta, menyebutkan bahwa nenek moyang manusia nusantara berasal dari Afrika. Bukti paleoantropologis menyebut bahwa migrasi orang Afrika sejak tahun lalu bermuara di timur Indonesia. Mereka menyusuri pantai Afrika hingga kawasan Asia Tenggara. Masuk ke Nusantara melalui jembatan darat, yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa, Halmahera, hingga akhirnya ke Papua. Baca juga Sejarah Papua Dari Masa Ke Masa Ras Melanesia merupakan manusia purba yang masuk dalam migrasi pertama yang masuk nusantara. Lantas, bagaimana dengan nenek moyang orang papua? Ras Melanesia memiliki keturunan yang hingga kini dipegang oleh orang Papua, yakni memiliki rambut merah dan keriting. Ras Melanesia yang semula bermukim di daerah sekitar Nugini ini mulai melakukan penjelajahan. Mulai dari Kepulauan Bismarck, Samudra Pasifik, hingga Australia. Populasi yang migrasi ke Australia kemudian hidup hingga tahun yang lalu. Dari sana, mereka baru bermigrasi ke Nusantara, seperti Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan pada tahun yang lalu. Mereka disebut sebagai ras Australomelanesid. Ras Australomelanesid ini yang menjadi nenek moyang orang-orang Papua. Harry menyebutkan bahwa orang Papua merupakan keturunan dari Australomelanesid, atau manusia modern yang masuk ke Nusantara tahun yang lalu. Boleh dibilang, mereka adalah Melanesia yang memiliki keturunan Australomelanesid. Masa Sebelum Papua Bernama Papua 200 M – 1500 M Tahukah Anda bahwa dahulu Papua memiliki nama lain? Papua sempat disebut dengan Labadios pada sekitar tahun 200 masehi. Klaudius Ptolomeus, seorang ahli geografi inilah yang memberi nama demikian. Selah 4 abad, buku Kertagama 1365 mengungkapkan 2 nama lain dari Pulau Labadios ini. Buku itu menyebutkan bahwa sekitar tahun 500 masehi, bangsa Tiongkok sempat menyebut pulau itu dengan nama Tungki. Menurut catatan kerajaan Sriwijaya tersebut, nama pulau itu adalah Janggi. Perbedaan ini nilai sebuah kesalahan eja saja. Pada tahun 700 masehi, pedagang asal Persia dan Gujarat mulai menyambangi pulai ini. Mereka pun memiliki sebutan lain untuk pulau seribu budaya itu. Pedagang asal Timur Tengah ini menyebut pulau tersebut dengan dua sebutan, yakni Dwi Panta dan Samudranta. Kedua nama itu memiliki makna yang mirip. Dwi Panta artinya ujung samudra dan Samudranta berarti ujung lautan. Hingga pada tahun 1300 masehi, Papua masih berganti-ganti nama. Misalnya, pada tahun tersebut Kerajaan Majapahit menyebutnya dengan sebutan wanin dan sram. Dua nama itu merujuk pada Pulau Onin dan Pulau Seram yang ada di Maluku. Masa Penemuan Papua hingga Kolonial 1500 M – 1700 M Kerajaan Tidore memiliki sejarah yang lekat dengan Papua. Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Tidore-lah memberikan nama Papua di pulau tersebut. Terdapat beberapa perbedaan pendapat soal kapan tepatnya nama itu melekat. Namun, sejak tahun 1500-an masehi, bangsa Portugis sudah menyebut pulau itu dengan sebutan Papua. Antonio Figafetta, merupakan orang pertama yang menyebut pulau di timur Indonesia itu dengan sebutan Papua. Menurutnya, ia mendapatkan nama itu kala ia menyambangi pulau Tidore. Dari sana, diketahui bahwa Tidore telah memberikan nama tersebut sekitar awal tahun 1500 masehi. Berdasarkan Kerajaan Tidore, berasal dari kata Papa-Ua yang artinya tidak bergabung. Maksud dari Kerajaan Tidore merujuk pada masyarakatnya yang tidak memiliki raja yang memerintah. Diketahui kemudian, bahwa Kerajaan Tidore Timur yang menguasai Papua. Wilayah kekuasaannya mencakup wilayah Kepulauan Raja Ampat. Sejarah menyebutkan bahwa bangsa kolonial Eropa masuk ke Papua pada tahun 1500 masehi. Semua itu bermula saat Alvaro de Savedra, seorang pelancong asal Spanyol menyebut Papua sebagai pulau emas pada tahun 1528 masehi. Isla Del Oro yang artinya pulau emas merupakan nama yang berhasil menggaet bangsa Eropa lainnya untuk bertandang ke Papua. Nama Guinea Pertama kali Papua memiliki nama Guinea berasal dari pelaut bernama Inigo Ortiz de Rete. Pada tahun 1545, ia menyematkan nama Nueva Guinea atau Gova Guinea yang artinya Pulau Guinea Baru. Sebutan itu yang kemudian memiliki kaitan dengan penjajahan Belanda. Nama Niew Guinea digunakan oleh Belanda sebagai terjemahan dari Nueva Guinea atau yang berasal dari bahasa Spanyol. Nama itu mereka gunakan untuk memperkuat kekuasaan mereka pada tahun 1770. Sebelumnya, Belanda berhasil mengusir Spanyol pada tahun 1663 sejak pertama kali mendarat pada tahun 1606. Belanda kemudian mengunggah nama Niew Guinea pada peta Internasional dan mencetaknya. Itu merupakan awal mula dunia mengenai pulau di timur Nusantara itu sebagai Niew Guinea. Kontestasi Kekuasaan di Papua 1500 M – 1900 M Inggris pula hendak menancapkan jangkarnya di Niew Guinea. Pada tahun 1774, mereka berhasil mengusir Belanda. Mereka bergerak cepat dalam mengakuisisi bagian Barat Papua itu. Mulai dari menguasai Teluk Doreri di Manokwari pada tahun 1793 hingga membagi garis pulau dengan mendirikan Benteng Coronation di sana. Aksi ini mengundang amarah Kamaludin Syah, Sultan Tidore. Kesultanan Tidore berhasil memukul mundur Inggris pada tahun 1814. Namun, itu tidak lama. Selang 14 tahun setelahnya, giliran Belanda yang hendak unjuk gigi. Mereka mendirikan Benteng Fort Du Bus di Teluk Triton oleh van Delden atas nama Raja Willem I. Ini merupakan sinyal dari Belanda atas itikadnya menduduki Papua. Namun, strategi Belanda cukup efektif. Mereka melakukan kerja sama dengan 3 raja lokal, yakni Raja Namatote, Raja Lokaijhia dan Lutu. Dari perjanjian itu, ketiga orang pilihan Belanda tersebut mendapat pengakuan sebagai kepala dari 28 daerah yang mereka miliki. Tahun 1884, Inggris kembali datang. Mereka berhasil menduduki Papua Barat yang kala itu disebut sebagai Irian Barat. Di tahun yang sama, Jerman berhasil menguasai Timur Laut Irian Barat. Kejelasan soal kekuasaan ini baru menemui titik temunya kala Perjanjian Den Haag pada tahun 1895 dilakukan. Hasil dari perjanjian tersebut adalah pembagian kekuasaan antara Inggris dan Belanda. Irian Barat jatuh ke tangan Belanda dan Irian Timur atau Papua Nugini menjadi milik Inggris. Berdirinya Papua Tahun 1900 merupakan masa kebangkitan masyarakat Papua. Hal ini ditandai dengan pengakuan Perserikatan Bangsa-bangsa PBB dengan memberikan act of free choice bagi masyarakat Papua pada tahun 1969 untuk menentukan nasibnya sendiri. Namun sebelum masa itu datang, Belanda terlebih dahulu memberi pengaruh pada masyarakat lokal. Baca juga Papua Dalam Catatan Masa Lalu Nusantara Berdirinya sekolah Bestuur oleh Residen JP Van Eechoud pada tahun 1956 menjadi awal dari hal tersebut. Sekolah tersebut bertujuan untuk membangun pendidikan masyarakat Papua. Sekolah itu mencetak cendekiawan muda Papua, salah satunya adalah Frans Kaisiepo, seorang tokoh nasional Indonesia. Soegoro Atmoprasodjo selaku Direktur Sekolah Bestuur sekolah tersebut mendirikan dewan suku untuk mengkaji sejarah Papua. Dari sana, dewan suku merumuskan nama untuk tanah kelahirannya itu yang diambil dari bahasa lokal, yakni Irian. Perubahan nama itu tidak hanya simbolis, namun juga politis. Irian, selain berarti bangsa’ dalam bahasa Merauke, juga memiliki makna Ikut Republik Indonesia Anti Nederland’ yang disingkat menjadi IRIAN. Konferensi di Malino-Ujung Pandang pada tahun 1946 merupakan siaran pertama yang menyebut Irian resmi sebagai nama Papua. Saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, Papua masih di bawah kekuasaan Belanda. Ini yang mengawali perhatian PBB terhadap bangsa di Indonesia Timur itu. PBB mendirikan United Nations Temporary Executive Authority UNTEA sebagai badan khusus yang menyiapkan act free choice Penentuan Pendapat Rakyat Pepera. Pepera merupakan media untuk menunjukkan pendapat masyarakat untuk memilih nasib mereka. Antara menjadi wilayah Belanda atau Indonesia. Hasilnya Indonesia memenangkan Pepera. Ragam Alam Bumi Papua Menurut sejarah geologi, gejala pengangkatan dan penurunan kulit bumi di Papua membuatnya memiliki topografi yang kompleks. Ini menjelaskan bagaimana Papua kaya akan keindahan alam. 1. Dataran Rendah Mangrove menjadi primadona di dataran rendah Papua. Mangrove tak hanya sekadar rumah bagi keanekaragaman hayati, namun juga berfungsi sebagai penangkal abrasi. Selain mangrove, Papua juga memiliki sungai dan lembah yang tersebar hingga ujung Papua. Sebut saja Mamberamo. Salah satu sungai terkenal yang bermuara di laut Pasifik. Ahli geografi mengena sungai tersebut sebagai depresi Mamberamo-Bawani. Beralih ke bagian selatan, terdapat sungai Agats, Breza, Lourenz dan Digul. Bagian selatan Papua merupakan wilayah sabana relatif lebih rendah dari wilayah bagian lain. Daerah itu menjadi tempat Kota Merauke berdiri. Pada wilayah kepala burung, terdapat sejumlah dataran seperti Ransiki, Momi, Oransbari, Warmare dan Prafi. Termasuk pula di sana terdapat dataran Kebar yang terletak di antara zona utara dan zona tengah. Secara umum, Papua memiliki lima dataran rendah, yakni Dataran rendah Pesisir bagian selatan Papua, Pesisir Arafura, Pesisir Trans-Fly, Pesisir Teluk Papua, dan Pesisir barat laut Papua. Mereka kaya akan sumber daya alamnya, baik kandungan minyak bumi dan gas, maupun hasil lautnya seperti ikan, udang dan kepiting. Salah satu sorotan dunia di bagian barat Papua adalah Teluk Bintuni. Dunia menyebutnya sebagai pemilik dari Sungai Amazon kedua di dunia. Teluk Bintuni memiliki luas hutan mangrove mencapai hektare. Itu sama dengan 52 persen dari total keseluruhan hutan bakau di Papua Barat. 2. Dataran Tinggi Sudah menjadi rahasia dunia bahwa Papua memiliki gunung tertinggi di Asia Tenggara, yakni Puncak Jaya. Dengan ketinggian meter, ia bahkan mengalahkan Gunung Fuji di Jepang. Selain puncak jaya, pulau ini memiliki sejumlah pegunungan lainnya yang tak kalah terkenal. Sebutlah Puncak Mandala, Puncak Trikora, Puncak Ngga Pilimsit, Puncak Yamin, Gunung Ulawun, Gunung Karewa, Gunung Korang, dan Gunung Yelia. Papua memiliki deretan pegunungan yang melingkari daerah pusat. Deretan itu menyambung antara satu dengan lainnya mulai dari Tog Warmari, Pegunungan Lina dan Gunung Genting. Deretan ini masih menyambung hingga deretan gunung yang ada di Papua Nugini, yakni pegunungan Bewani, Torriceli, dan Prince Alexander. Pada bagian selatan, terdapat deretan pegunungan serupa yakni Pegunungan Kobowre Tijo, dataran tinggi danau Wissel, Lembah Baliem, Pegunungan Bintang, dan bersambung ke Owen Stanlet di Papua Nugini. Pegunungan ini termasuk ke dalam circum Australian mountain system yang artinya pegunungan ini bersambung hingga timur benua Australia. Kebudayaan Papua Berbicara soal budaya di Papua tidak akan pernah habis. Bayangkan, untuk bahasa saja, Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat 384 bahasa yang berbeda di Papua pada tahun 2017. Dengan bahasa yang beragam, bagaimana dengan kebudayaannya? Kondisi topografi pulau di timur Indonesia ini memiliki andil dari banyaknya jumlah kebudayaan di sana. Klamer dan Ewing, peneliti dari Leiden University, menyebutkan bahwa hutan, bukit, dan gunung yang tinggi memaksa masyarakat lokal menyebar ke seluruh penjuru pulau. Hasilnya, mereka membentuk kebiasaan dan artefak sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Tentu, saat berbicara kebudayaan, kita tak hanya berbicara soal bahasa. Kebudayaan juga mencakup pakaian adat, rumah adat, tari-tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas Papua, musik tradisional, kerajinan tangan hingga kebiasaan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa kebudayaan populer Papua. Pakaian Adat Papua Beserta Maknanya Salah satu ciri khas dari pakaian adat Papua adalah kesederhanaannya. Mereka terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat diperoleh dari alam. Dikenal sederhana, bahkan hingga saat ini masih ada sejumlah suku yang mengenakannya. Sebutlah salah satunya yang paling terkenal adalah koteka. Baca selengkapnya Pakaian Adat Papua Beserta Gambar dan Penjelasannya Namun, pakaian adat Papua bukan sekadar koteka. Beberapa di antaranya adalah sali, yokal, dan rumbai. Meski sederhana, pakaian adat ini menggambarkan kegagahan dan keanggunan pemakainya. Pakaian Adat Koteka Pakaian koteka, misalnya. Melansir dari historia, Ibiroma, seorang pelajar adat dan budaya di Jayapura, menyampaikan makna koteka. Secara umum, koteka melambangkan status sosial dari penggunanya. Terdapat 3 jenis koteka, yakni pelindung kemaluan yang berbentuk melengkung ke depan, melengkung ke samping, dan tegak lurus. Masing-masing koteka menggambarkan status sosial penggunanya. Koteka yang miring ke depan digunakan oleh ketua klan, sedangkan yang melengkung ke samping digunakan oleh tabib dan pemimpin adat. Masyarakat umum biasanya menggunakan koteka yang tegak lurus. Koteka memiliki nama lain yakni holim. Pakaian Adat Sali Pakaian sali juga menjelaskan status dari penggunaanya yang dikenakan oleh perempuan suku Dani. Pembuatan pakaian ini dari kulit kayu yang biasa dikenakan oleh perempuan yang masih lajang. Pakaian Adat Yokal Berbeda dengan sali, yokal adalah pakaian adat Papua yang digunakan oleh perempuan yang sudah menikah. Pakaian ini berasal dari masyarakat Papua Barat. Bentuknya menyerupai rok atau kain yang terbuat dari kayu wam yang dipintal dengan rapi. Pakaian ini biasa digunakan sebagai rok dan bagian penutup dada. Rumbai merupakan pakaian yang paling lazim dikenal. Rumbai adalah rok yang terbuat susunan daun sagu kering. Tak hanya perempuan yang memakai rumbai, namun juga laki-laki. Penjelasan Serta Filosofi Pakaian Adat Papua Papua kaya akan tradisinya. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang memiliki solidaritas yang kuat antar sesama juga dengan alamnya. Beberapa semangat masyarakatnya yang dikenal antara lain anu beta tubat, iki palek, brapen, hingga ukiran asmat. Tak ayal jika kearifan ini menjadi magnet wisatawan mancanegara. Semangat gotong royong dapat dipelajari dari Suku Maybrat di Papua Barat. Anu beta tubat merupakan semangat yang dilandaskan pada asas gotong royong. Semangat itu mendorong masyarakatnya untuk memanggul beban hidup bersama. Hingga tahun 2017, kebudayaan ini dicatat sebagai kebudayaan tak benda. Contoh populer kebudayaan ini adalah membayar mas kawin sama-sama dan membayarkan anak sekolah. Beralih ke Suku Dani, terdapat sebuah rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang bagi sebagian orang berada di luar nalar. Iki palek, sebutannya. Menjadi tradisi Suku Dani untuk memotong salah satu jari mereka ketika mereka kehilangan anggota keluarga. Bagi mereka, keluarga adalah segala-galanya. Selanjutnya adalah brapen atau tradisi bakar batu. Sebuah tradisi yang dikenal hingga mancanegara lantaran kerap tampil saat festival Lembah Baliem. Brapen merupakan tradisi makan bersama dengan cara masak komunal menggunakan alat tradisional, yakni batu. Acara ini melibatkan seluruh anggota masyarakat, mulai dari laki-laki yang berburu dan perempuan yang memasak. Brapen adalah simbol persaudaraan antaran masyarakat bahkan luar komunitas. Satu lagi adat yang mendunia adalah ukiran Suku Asmat. Ukiran itu bukan sekadar dekorasi, melainkan cara masyarakat Asmat berkomunikasi dan mengagungkan leluhur. Ukiran biasa mengikuti aktivitas masyarakat Asmat atau menggambarkan sosok agung dari leluhur. Bagi mereka, mengukir patung sama saja dengan mengukir peradaban dan budaya. Makna Tarian Tradisional Papua Tari merupakan salah satu warisan budaya masyarakat yang menjadi sorotan warga dunia. Bukan hanya harmoni dari musik dan gerakannya saja, namun juga makna gerakan tersebut. Sebagian besar masyarakat tahu bahwa tarian masyarakat Papua mempunyai arti sebagai tarian perang. Meski terdapat sebagian tarian masyarakat Papua adalah tarian perang, namun tidak semuanya seperti itu. Beberapa tarian seperti yospan, wor, tumbutana, dan wutukala memiliki makna yang luar biasa. Tari Wor Wor merupakan tari tradisional asal masyarakat Biak, Papua. Dahulu, masyarakat Suku Biak melakukan tarian wor sebagai bentuk upacara religi. Tarian itu menggambarkan siklus kehidupan manusia mulai dari kelahiran hingga akhirnya mati. Dari tarian itu, akhirnya kenal sebuah pepatah asal Papua yang berbunyi Nggo Wor Baindo Na Nggo Mar yang artinya, tanpa upacara atau pesta maka adat akan layu. Pepatah itu menjadi salah satu semangat munculnya tarian yospan atau yosim. Pada tahun 1960, terdapat sebuah tarian kontemporer yang merupakan gabungan dari tari pancar dari Biak dan tari yosim dari Serui. Tari Yospan Baca selengkapnya Tari Yospan, Tari Persahabatan Rakyat Papua Senada dengan wor, yospan merupakan tarian pelindung budaya. Bedanya, gerakan dalam tarian yospan lebih luwes dan lincah. Pesertanya pun kebanyakan anak muda sebagai simbol menjaga budayanya. Tari Tumbutana Selanjutnya adalah tarian tumbutana sebagai bentuk resolusi ini dimulai dari Suku Kimaam yang ada di ujung pulau Papua. Tumbutana merupakan tarian yang terdapat dalam sebuah tradisi yang disebut ndambu. Masyarakat Kimaam mengartikan ndambu sebagai sebuah kompetisi asal klan untuk menunjukkan kebolehan kelompoknya. Kompetisi ini adalah kompetisi yang sehat. Mereka berlomba dalam hasil bumi. Di akhir acara, mereka melakukan pesta panen hasil bumi dengan melakukan tarian tumbutana. Tarian itu bermakna persaudaraan di mana seusai kompetisi, tidak ada yang lebih indah dari persatuan. Tari Wutukala Daro Suku Moy di Sorong, terdapat tarian wutukala sebagai bentuk syukur mereka. Sebagian besar masyarakat Suku Moy adalah nelayan. Kala mereka mendapatkan hasil yang melimpah, mereka bersyukur dengan melakukan tarian tersebut di pantai. PakaianAdat Maluku Lengkap, Gambar dan Penjelasannya. Demikian pembahasan tentang " Pakaian Adat Papua Lengkap, Gambar dan Penjelasanya " yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku " Selayang Pandang Papua : Giyarto ". Baca juga artikel kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com. vxEj.
  • 094ofa1psu.pages.dev/231
  • 094ofa1psu.pages.dev/102
  • 094ofa1psu.pages.dev/391
  • 094ofa1psu.pages.dev/139
  • 094ofa1psu.pages.dev/238
  • 094ofa1psu.pages.dev/206
  • 094ofa1psu.pages.dev/381
  • 094ofa1psu.pages.dev/222
  • 094ofa1psu.pages.dev/148
  • kebudayaan papua lengkap beserta gambar dan penjelasannya