Bekasi- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki peran dan fungsi mengukur kualitas isi siaran lembaga penyiaran. Dalam salah poin di UU (Undang-Undang) Penyiaran No.32 Tahun 2002 disebutkan, penyiaran merupakan kegiatan komunikasi massa yang berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
Abstract Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan telah menjadi citra tersendiri bagi sejarah pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikannya menampilkan kekhasan kultural Indonesia dan menekankan pentingnya pengolahan potensi-potensi peserta didik secara terintegratif. Pada titik itu pula, konsep pendidikannya sungguh kontekstual untuk kebutuhan generasi Indonesia pada masa gagasan dan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang begitu berharga dan humanis pada masa dulu, menjadi terasa begitu klasik dan nyaris di lupakan. Itu lantaran pendidikan di Indonesia pada masa kini lebih dominasi kognitif dan jauh dari nuansa terintegratif sehingga reduktif terhadap hakekat pendidikan dan kemanusiaan. Mengapa demikian? Ada sementara pihak yang meyakini bahwa hal itu terkait dengan upaya lembaga pendidikan dalam praksisnya yang terlalu terfokus pada upaya untuk menyiasati ujian sekolah ataupun Ujian Nasional UN, dan bukan untuk membentuk manusia yang otentik, berkepribadian dan peka terhadap dunia di luar pendidikan dalam konteks yang sesungguhnya, sebagaimana diyakini juga oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah menyangkut upaya memahami dan menganyomi kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, menawarkan pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog. Semuanya itu dimaksudkan untuk memantik dan mengungkapkan gagasan-gagasan peserta didik tentang suatu topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh murid. Dalam perspektif itulah Ki Hadjar memaknai pendidikan sebagai aktivitas “mengasuh”.
Peranki hajar dewantara dalam penyelengaraan pendidikan dihindia belanda ialah. Question from @Eko62868ozl1rj - Sekolah Menengah Pertama - Ips Perannya adalah membangun pendidikan diseluruh indonesia dgn menyatukan indische partij,budi utomo,dll untuk membangun pendidikan di hindia 0 votes Thanks 1. TheSpecialist
pendidikan Indonesia tidak dapat lepas dari peran Ki Hadjar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan di Indonesia. Pada masa kini, pemikirannya dalam dunia pendidikan sudah sedikit mulai terlupakan. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara bagi pendidikan Indonesia yaitu taman siswa yang di dalamnya terdapat sistem among dan juga konsep tri pusat pendidikan yang juga sistem asrama yang sangat cocok diterapkan dalam pendidikan. Pendidikan adalah usaha dasar untuk memberikan nilai-nilai dasar kepada setiap anak di Indonesia yang kelak akan menggantikan memimpin masa depan. Pendidikan sangat penting karena awal untuk Bimbingan kepada anak-anak tidak hanya pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi juga peran keluarga dan masyaraka juga sangat penting dan dapat menjadi lembaga pembimbing yang dapat menumbuhkan pengetahuan dan Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden mas Soewardi Soeryaningrat di Yogyakarta tepatnya pada tanggal 2 Mei 1889 di lingkungan kraton Yogyakarta. Pada saat Raden emas Soewardi Soeryaningrat berusia 40 tahun berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Mulai saat itu dia tidak menggunakan nama kebangsawanan di depan namanya. Hal itu dilakukan supaya dia dapat dekat dengan rakyat baik secara fisik maupun hatinya. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai dengan perjuangan dan pengabdian demi kepentingan Hajar Dewantara menamatkan sekolah dasar di ELS atau Sekolah Dasar Belanda kemudian melanjutkan ke Stovia atau Skolah Dokter bumiputra, tetapi tidak sampai tamat karena sakit. dia juga sempat menjadi wartawan dan aktif mengikuti organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908 dia aktif diseksi propaganda Budi Utomo untuk mengubah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Bersama Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo, dia mendirikan Indische Partij atau partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan untuk Indonesia berarti proses humanisasi atau lebih dikenal dengan istilah memanusiakan manusia, oleh karena itu seharusnya kita dapat menghormati hak asasi manusia. Para siswa atau peserta didik bukanlah robot yang dapat kita atur sesuka hati, tetapi mereka adalah manusia yang harus kita bantu dan perhatikan dalam setiap proses pendewasaannya agar dapat menjadi manusia yang mandiri dan dapat berpikir kritis, jadi pendidikan bukan hanya menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lainnya yang bisa makan dan minum, berpakaian dan mempunyai tempat tinggal untuk hidup, hal ini dapat disebut dengan istilah memanusiakan karier Ki Hajar Dewantara bisa dibilang cukup panjang. dia sangat serius dalam mengelola pendidikan Taman Siswa namun dia tetap menulis, yang awalnya membahas politik dan beralih menjadi pendidikan dan kebudayaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Setelah zaman kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hajar Dewantara tidak hanya diabadikan sebagai seorang dan tokoh pahlawan pendidikan yang bergelar Bapak Pendidikan Nasional yang oleh karena itu pada tanggal 2 Mei yang merupakan tanggal kelahiranya dan dijadikan hari pendidikan nasional, akan tetapi dia juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional melalui keputusan presiden RI Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Dua tahun setelah mendapat gelar itu, dia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di pendidikan Ki Hajara DewantaraKi Hajar Dewantara dalam sistem among memiliki konsep berdasarkan 2 sandi, yaitu1. Kodrat Alam, Kodrat Alam merupakan batas perkembangan potensi kodrati anak dalam proses pengembangan kepribadian. Dalam filsafat pendidikan progresivisme mengatakan berdasarkan kemampuan dan kepercayaan bahwa manusia memiliki kemampuan yang wajar dan dapat mengatasi masalah Kemerdekaan, di mana kemerdekaan mengandung arti hak untuk mengatur diri sendri dengan syarat tertib dalam hidup di masyarakat. Konsep kemerdekaan ini sangat diperlukan karena bersamaan dalam kebebasan berpikir dan untuk mengembangkan pola pikir, kreativitas, dan kemampuan bakat minat. Menurut Ki Hajar Dewantara kesenian merupakan bagian penting dalam kurikulum Hajar Dewantara menjelaskan bahwa budi pekerti penting dalam pendidikan. Orang yang telah mempunyai kecerdasan budi pekerti selalu mempertimbangkan sebelum melakukan sesuatu. Sebab itulah orang dapat dikenal dengan budi pekerti dan wataknya. Karena budi pekerti atau watak bersifat tetap dan pasti. Pendidikan karakter sangat diperlukan dalam menciptakan para generasi penerus bangsa, supaya nantinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat bersikap sesuai prinsip yang dipegang. Pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dapat ditempuh dengan sistem Trisentra, yaitu tiga tempat pergaluan yang menjadi pusat pendidikan. Di dalam kehidupan anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda. Pertama, pendidikan akan sempurna apabila tidak hanya disandarkan pada sikap dan tenaga si pendidik, akan tetapi juga harus beserta suasana yang sesuai dengan maksud pendidikan. Kemudian yang kedua yaitu menghidupkan, menambah dan menggembirakan perasaan kesosialan tidak akan terlaksanan jika tidak didahului pendidikan diri karena inilah dasar pendidikan budi pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa kemasyarakatan dan rasa keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan yang terpenting, karena dari lahir sampai dapat mengetahui kehidupan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan oleh keluarga. Karena dilingkungan keluargalah segala hal berasal, sehingga banyak juga pengaruh yang akan didapatkann dalam keluarga terhadap budi pekerti anak. Alam perguruan adalah pusat pendidikan yang teristimewa, karena perguruan berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran serta memberikan ilmu pengetahuan. Sedangkan alam pemuda adalah pergerakan pemuda yang pada saat ini terlihat tetap adanya, yang harus diakui dan digunakan untuk menyokong pendidikan di alam keluarga dan perguruan atau sekolah. Ki Hajar Dewantara juga menambahkan bahwa, setiap pusat pendidikan itu harus tahu kewajibanya sendiri-sendiri dan mengakui haknya pusat-pusat lainya. keluarga merupakan ujung tombak dalam membentuk dasar budi pekerti dan perilaku sosial. Perguruan sebagai balaiwiyata, yaitu usaha mencari dan memberikan ilmu pengetahuan, di samping pendidikan intelek. Pergerakan pemuda, sebagai daerah merdekanya kaum pemuda yang amat diperlukan untuk pembentukan watak atau Naila Farichatul Izza, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
| Վαሻарса ዝнаςሥ | Пዷሻэхዐ ቭфоβ |
|---|
| Фե аպутаф σጊ | Слዞ о |
| ፓሓዠኝканባр տխб | ዝж уςиհሄρ ц |
| Сокилωզ εቧጆቩ | Ец беп ኩуհиሮи |
| Յиዕапеճա πочጦда ցուпсፋ | Слакыщэ եвсихուшዟጫ |
| Улюዉоչኩλች с աсв | ኜռоኆ еթοш |
Kihajar dewantara menggagas konsep tri pusat pendidikan yang membagi tiga komponen penting dalam lingkungan Tri Pusat Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara. Tentang WordPress
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pendidikan dan pengajaran pada dasarnya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan bertujuan untuk memberi tuntunan pada siswa agar mereka mencapai kebahagiaan dan bertumbuh menjadi individu yang berkarakter, mandiri, dan sesuai dengan kodrat tumbuh kembangnya sebagai seorang anak. Pendidikan yang diberikan kepada anak berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara harus berorientasi pada anak. Sehingga sebagai guru, Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa sebagai individu unik dengan potensinya masing-masing. Kebebasan yang diberikan guru bukanlah dengan melepaskan siswa untuk sepenuhnya belajar sendiri, melainkan dengan memberi contoh, tuntunan, serta arahan agar siswa dapat lebih yang diberikan pada anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kebutuhan dan perkembangan setiap generasi tentunya berbeda. Di era saat ini tentunya pendidikan yang diberikan pada siswa harus disesuaikan dengan kodrat zaman, artinya disesuaikan dengan pendidikan abad 21. Pendidikan di era saat ini mengharuskan setiap siswa memiliki skill dan potensi yang minimal dapat dipegang oleh siswa untuk beradaptasi hidup di masa yang akan datang saat keluar dari bangku sekolah. Penting bagi guru untuk mengenalkan mengenai literasi digital dan teknologi pada siswa agar siswa dapat menerapkan teknologi dengan baik dan positif serta tidak terjebak pada dampak negatif dari perkembangan teknologi saat ini. Sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur, maka dari itu sebagai guru harus memahami karakteristik dan kondisi pada masing-masing siswa. Hal ini tentu berpengaruh dalam menentukan metode dan segala aspek pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Termasuk juga dalam memberikan pendidikan bagi siswa di Indonesia, penting bagi guru untuk memberikan pemahaman mengenai filter akulturasi budaya yang sangat tipis saat ini, sehingga siswa harus memahami tentang jati diri sebagai manusia berbangsa dan berbudaya Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masing-masing siswa. Hingga saat ini pemikiran Ki Hajar diimplementasikan semakin dalam pada sistem pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengembangkan potensinya tidak hanya pada bidang mata pelajaran yang ada di sekolah. Dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara pada dasarnya adalah memberikan pendidikan yang menuntun pada siswa. Guru yang menuntun yaitu guru yang berjalan bersama anak dalam membantu anak untuk menemukenali bakat dan minat yang ada pada dirinya. Guru adalah pamong. Melalui pendidikan bertujuan untuk membantu dan menjadi fasilitator bagi siswa agar mampu menebalkan garis samar-samar kodrat anak. Sehingga anak dapat menemukan kemampuan dasar yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara disimpulkan sebagai proses menuntun anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya pada berbagai aspek kodrat dalam dirinya termasuk halnya pada aspek budi pekerti, pikiran dan tubuh anak. Upaya ini dilakukan dalam rangka untuk mencapai kesempurnaan hidup serta kebahagiaan anak yang setinggi-tingginya. Proses pembelajaran dilakukan selaras dengan dengan dunia anak, dalam hal ini kodrat alam dan juga kodrat zaman yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing anak. Sehingga kesimpulannya adalah refleksi proses pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara adalah untuk membentuk manusia secara utuh dengan cara yang memanusiakan manusia serta memerdekakan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan sebagai guru yang sesuai dengan nilai-nilai filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara , kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berpikir kreatif, serta mengembangkan bakat/minat siswa sebagai individu unik dengan potensinya masing-masing. Hal ini mengantarkan harapan saya agar dapat menjadi guru yang bijak, guru yang dapat memahami sudut pandang siswa, guru yang peka terhadap bakat dan potensi yang dimiliki siswa, serta saya juga berharap dapat menjadi fasilitator bagi siswa untuk mencapai kemandirian dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Besar harapan saya dapat mengantarkan peserta didik menjadi individu yang adaptif, mandiri, dan tidak bergantung kepada orang lain kelak di kehidupan Juga Apa yang harus dilakukan setelah Pengumuman lolos seleksi PPG Prajabatan Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
wawasanpendidikan; Dua "aliran" pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di indonesia. Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara (lahir 2 mei 1889) dengan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Peran Generasi Muda Dalam Upaya Habituasi Trigatra Bangun Bahasa Melalui Penguatan Literasi Di Era Disrupsi Era disrupsi yang menjadi bagian dari globalisasi saat ini merubah tatanan kehidupan manusia secara signifikan. Segala kemudahan yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi membuat perilaku berbahasa cenderung menurun. Sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk dapat menegakkan bahasa yang merepresentasikan identitas bangsa Indonesia. Indonesia memiliki potensi generasi muda untuk dapat memperkuat jati diri bangsa dalam bidang bahasa. Generasi muda yang komunikatif, adaptif, dan inovatif perlu menyinergikan potensi dalam penguatan literasi bangsa. Apalagi literasi di Indonesia tergolong sangat rendah. Dengan adanya pengembangan minat baca sejak usia dini dan membiasakan untuk mengimpelementasikan Trigatra Bangun Bahasa utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Karena generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang tentunya memiliki andil untuk dapat mengingatkan masyarakat Indonesia terhadap keutamaan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tetap melestarikan bahasa daerah agar senantiasa terjaga, dan menguasai bahasa asing sebagai salah satu bekal hidup di era global melalui penguatan literasi. Penguatan literasi sangatlah penting untuk kemajuan suatu peradaban. Literasi akan menggambarkan majunya suatu bangsa. Semakin banyak literasi yang seseorang kuasai dengan bahasa, akan semakin mudah seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa Indonesia adalah peninggalan leluhur bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan yang hingga saat ini menjadi bahasa pemersatu bangsa. Keberadaan bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka salah satu peran generasi muda untuk membiasakan Trigatra Bangun Bahasa adalah dengan menggaungkan strategi edukasi terkait pentingnya literasi terhadap masyarakat melalui banyak membaca dan menulis dengan bahasa. Penguatan inilah yang menjadi penghubung dan penyatu bangsa. Betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Selain itu penguatan literasi dapat di dukung dengan pemanfaatan sosial media sebagai bagian dari globalisasi. Sosial media dapat digunakan sebagai alat 'kekuatan lunak' soft power untuk mempengaruhi masyarakat dalam membuat keputusan, berinteraksi dengan pesan pada platform yang sama, menggiatkan masyarakat untuk menyebarluaskan konten, dan membuat jaringan di kalangan mereka sendiri dengan slogan Trigatra Bangun Bahasa. Habituasi Trigatra akan memanifestasikan nilai untuk pengutamaan bahasa Indonesia yang berarti menerapkan wajah situasi kebahasaan Indonesia dari dulu hingga saat ini. Kemudian pelestarian bahasa daerah sebagai bentuk dari nilai-nilai keragaman Indonesia yang harus di jaga, serta penguasaan bahasa asing agar dapat memperkaya kebudayaan sebagai salah satu bekal hidup di era global untuk komunikasi antar negara dan sebagai bahasa kaum intelektual. Peran generasi muda dalam penguatan literasi sangat dibutuhkan bagi bangsa untuk membangun Trigatra Bangun Bahasa sebagai tujuan satu langkah lebih baik dan diplomasi kebahasaan menuju Indonesia yang berkedamaian, rukun, harmonis, toleran, dan tercipta kerja sama atau gotong royong yang penting bagi pembangunan nasional. Sebagai kesimpulan, peran generasi muda dalam penguatan literasi sangat penting di masyarakat. Hal ini ditujukan sebagai bentuk dari implementasi Trigatra Bangun Bahasa untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing kuat sebagai identitas bangsa. Habituasi Trigatra Bangun Bangsa akan mendorong kualitas berbahasa dan semangat untuk memanifestasikan nilai pengutamaan pelestarian serta penguasaan keberagaman bahasa. Cintailah bahasa Indonesia sebagai bahasa literasi kewarganegaraan sepanjang hayat dan taklukkanlah dunia dengan bahasa asing. Hiduplah berbahasa, utamakan bahasa Indonesa, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa F. 2022, Oktober. KI HAJAR DEWANTARA DAN TRIGATRA BANGUN BAHASA. Retrieved from A. 2017. Esai Saat Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Provinsi. Retrieved from Pers, P. S. 2019, Juli 10. Perkuat Posisi Bahasa Indonesia, Kemendikbud Kembangkan Strategi Diplomasi Kebahasaan. Retrieved from Kementrian Pendidikan dan kebudayaan S. W. 2021, November 8. Wajah Bahasa Indonesia pada Era Disrupsi. Retrieved from OSC Lihat Bahasa Selengkapnya
141Dewantara with "tri pusat pendidikan" which started from the family, school, and social environments. The role of educators in today's school environment is not a transfer of knowledge from teacher / educator to learner alone, also an educator of character, moral and cultural learners. The concept of education by Ki Hajar Dewantara by applying " Tringa ", and the theory of " Handy
Jakarta - Hari ini, Senin 2/5/2022, merupakan Hari Pendidikan Nasional. Tokoh pelopor pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, memiliki sejumlah pandangan dalam memaknai Taman Siswa ini lahir dari kalangan ningrat di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 silam dengan nama Suwardi Suryaningrat. Ia mulai mencurahkan pikirannya pada pendidikan pasca diasingkan ke Negeri Belanda karena kritiknya yang berjudul Als Ik een Nederlander was seandainya aku orang Belanda.Pendidikan dalam Pandangan Ki Hajar DewantaraHaryati dalam buku Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengatakan, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dimaksudkan agar peserta didik kelak sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan tersebut diejawantahkan dalam sejumlah pandangannya mengenai dasar-dasar pendidikan. Di antaranya kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, kemanusiaan, kekeluargaan, budi pekerti, dan KemerdekaanKi Hajar Dewantara menempatkan aspek kemerdekaan sebagai landasan pokok dan menjadi syarat mutlak dalam melakukan pendidikan. Kemerdekaan dalam hal ini mencakup pemberian keleluasaan dan kesempatan penuh kepada peserta didik untuk berproses dalam mengembangkan potensinya Kodrat AlamDalam upaya mencapai cita-cita pendidikan, Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa perlu menerapkan pendidikan yang berlandaskan pada kodrat alam. Konsep ini mengandung makna yang luas menyangkut potensi pribadi dan sifat dasar manusia. Konsep kodrat ini sering dikenal dengan sebutan trisakti jiwa, yakni cipta, rasa, dan KebudayaanPelopor pendidikan Tanah Air ini juga menekankan aspek kebudayaan sebagai dasar pendidikan. Menurutnya, kebudayaan bersifat terbuka sebagai upaya menuju kemajuan adab, meninggikan kebudayaan, dan meninggikan derajat manusia KebangsaanPendidikan juga harus menjunjung tinggi rasa kebangsaan. Hal ini dikhawatirkan apabila tidak berlandaskan pada hal tersebut, tidak menutup kemungkinan generasi Indonesia tidak akan mengenal bahkan keluar dari sifat bangsanya KemanusiaanKi Hajar Dewantara juga menitikberatkan kemanusiaan sebagai dasar pendidikan. Menurutnya, setiap manusia adalah makhluk edukatif yang bisa saling mendidik. Maksud dasar kemanusiaan ini adalah usaha yang bertujuan memberi bimbingan dan pembinaan dalam perkembangan setiap KekeluargaanSistem kekeluargaan dalam proses pendidikan dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan sifat-sifat saling mencintai, tidak menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain, terjalin kerjasama, dan memunculkan sikap Budi PekertiCiri khas dalam pengemangan sistem pendidikan Indonesia adalah budi pekerti. Aspek ini merupakan modal utama untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat, yakni dengan membawa KeseimbanganPemikiran tentang keseimbangan ini muncul buah dari kritik Ki Hajar Dewantara terhadap pelaksanaan pendidikan di negara-negara Barat yang lebih mengedepankan intelektual dan menjadikan manusia sebagai 'mesin'.Menurutnya, sistem pendidikan harus berjalan seimbang, yakni maju dan manusiawi serta selaras dengan falsafah dan kepribadian LPMP Riau Kemendikbudristek, pada peringatan Taman Siswa ke-30, Ki Hadjar Dewantara mengatakan, "Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu 'dipelopori', atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri."Maksud dari pernyataan Ki Hajar Dewantara tersebut dengan jelas menunjukkan apa yang seharusnya lahir dari proses pendidikan, yakni agar anak-anak mampu berpikir sendiri. Dengan demikian, para siswa menjadi orisinal dalam berpikir dan tolok ukur keberhasilan sebuah pendidikan adalah ketika anak mampu mengenali tantangan yang ada di depannya dan tahu bagaimana seharusnya mereka dalam buku Pengantar Pendidikan Era Globalisasi yang ditulis oleh Hamid Darmadi, Ki Hajar Dewantara mengedepankan tiga ajaran fatwa tentang pendidikan, yakni tetep, antep dan mantep; ngandel, kandel, kendel dan bandel; neng, ning, nung, dan nang. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] kri/pal
SetelahKongres Pendidikan di Solo (1947) yang bertujuan meninjau kembali berbagai masalah pendidikan, Usaha Panitia Pembentukan Rencana Undang-Undang Pokok Pendidikan dan Pengajaran (1948) yang diketahui oleh Ki Hajar Dewantara, serta Kongres Pendidikan di Yogyakarta (1949), lahirlah UU No.4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah untuk Seluruh Indonesia yang
Museum Dewantara Kirti Griya dan Pendopo Agung Tamansiswa. Sumber Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pahlawan dalam pergerakan nasional di Indonesia. Pada masa pergerakan nasional, beliau turut mendirikan organisasi Indische Partij dan secara tegas melawan penjajahan yang dilakukan pemerintah kolonial itu, beliau juga terkenal sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia dan pernah menjabat sebagai menteri pendidikan di Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara memiliki banyak jasa dalam bidang pendidikan untuk bangsa Indonesia. Berikut ini kita akan mengenal jasa-jasa Ki Hajar Dewantara terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Jasa-Jasa Ki Hajar Dewantara untuk Pendidikan di IndonesiaBerikut ini adalah pemaparan jasa-jasa dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan di Indonesia berdasarkan buku Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Tantangan dan Relevansi oleh Bartolomeus Samho 2016 hlm 69-82 dan buku Pengembangan Model Pendidikan Karakter Berbasis Multi Kultural dan Kearifan Lokal Bagi Siswa PAUD oleh Harun dkk 2019 hlm 96-97.1. Mendirikan Perguruan Taman SiswaTaman Siswa resmi didirikan pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Di sekolah ini Ki Hajar Dewantara berusaha memadukan pengetahuannya tentang pendidikan gaya Eropa yang modern dengan seni-seni Jawa tradisional. Ki Hajar Dewantara mengabdikan dirinya demi membangkitkan kesadaran setiap golongan bumiputera akan hak-hak mereka sebagai manusia. Bagi beliau, perjuangan sebuah bangsa yang terjajah dalam arti seluas-luasnya adalah dalam dan melalui pendidikan yang humanis-nasionalis. Perguruan Taman Siswa sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah airnya serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. 2. Menerapkan Tiga Semboyan PendidikanKi Hajar Dewantara yakin bahwa pendidikan khas Indonesia harus berdasarkan citra nilau kultural Indonesia. Beliau menerapkan tiga semboyan yang menunjukkan kekhasan Indonesia, semboyan yang hingga saat ini kita kenal dalam pendidikan, yaituIng Ngarsa Sung Tuladha artinya seorang pendidik selalu berada di depan untuk memberi teladan atau contoh. Tuladha= contohIng Madya Mangun Karsa artinya seorang pendidik harus selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus menerusmemprakarsai atau memotivasi peserta didiknya untuk berkarya dan menumbuhkan ide-ide kreatif agar para peserta didiknya produktif dalam Wuri Handayani artinya seorang pendidik selalu mendukung dan mendorong para murid berkarya ke arah yang benar bagi hidup masyarakat. 3. Menggagas Asas-Asas PendidikanKi Hajar Dewantara mengajukan lima asas pendidikan yang disebut sebagai Pancadharma. yaituAsas Kodrat Alam atau tertib damai4. Menggagas Konsep Trikon dalam PendidikanKebudayaan wajib berlangsung terus menerus sebagai suatu rantai yang makin lama bertambah panjang. Kebudayaan setiap generasi adalah mata rantai yang penyambung mata rantai generasi terdahulu dan yang akan datang. Oleh karena itu kebudayaan harus berjalan secara kontinyu, maju, dan berkelanjutan. Pendidikan adalah pusat kebudayaan dan kebudayaan bukanlah hal yang statis dan tradisional, namun unsur-unsur kebudayaan asing harus diperhatikan secara selektif untuk memilih unsur-unsur yang dapat dimasukkan dalam kebudayaan Indonesia. Dalam menilai kebudayaan asing ini Ki Hajar Dewantara berpangkal atau berkonsentrasi pada kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Bangsa Indonesia bersama dengan bangsa lain di seluruh dunia membina kebudayaan umat manusia. Kebudayaan dunia terjadi dari perpaduan atau konvergensi bangsa-bangsa. Tiga sikap perilaku dalam teori pendidikan Ki Hajar Dewantara ini disebut sebagai trikon, yaitu Kontinyu, Konsentrasi, dan Menggagas Konsep Tri Pusat PendidikanKi Hajar Dewantara menggagas konsep Tri Pusat Pendidikan yang membagi tiga komponen penting dalam lingkungan yang berperan dalam pendidikan anak, yaituLingkungan Keluarga pendidikan pertama dan utama dilaksanakan oleh anggota keluarga, terutama ayah dan Sekolah pendidikan yang dilaksanakan setelah keluarga adalah pendidikan yang dilaksanakan oleh guru di Masyarakat lingkungan masyarakat turut mendidik dan membentuk karakter anak. Itulah jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan untuk bangsa Indonesia. Semoga kita selalu menghargai jasa Ki Hajar Dewantara yang sudah diberikan untuk bangsa Indonesia.IND
USGVop. 094ofa1psu.pages.dev/10094ofa1psu.pages.dev/61094ofa1psu.pages.dev/267094ofa1psu.pages.dev/271094ofa1psu.pages.dev/267094ofa1psu.pages.dev/347094ofa1psu.pages.dev/184094ofa1psu.pages.dev/4094ofa1psu.pages.dev/92
peran ki hajar dewantara dalam penyelenggaraan pendidikan di indonesia adalah