MarzukiMustamar “kiai siapapun tidak ada yang mampu menghadiri 15 titik undangan seperti kiai Fakhri. Selain itu, dengan metode dakwah RKH. Fakhrillah Aschal ini, masyarakat awam yang biasanya kalau ada kiai sedang berceramah melihat dari jauh-jauh, berubah mendekat kepada kiai Fakhri karena ingin bersholawat dan tabarrukan pada beliau.”
PROFIL GURU MARZUKI BIN MIRSHODBEKASI, bksOL - Bermula mencari tahu tentang siapakah bacaleg Golkar untuk Provinsi Jabar dapil Kota Bekasi dan Kota Depok, H. Zainul Miftah. Lalu berlanjut dirinya menceritakan tentang keluarganya dan juga kakeknya, yang jadi idola serta guru spiritualnya, Guru H. Marzuki bin Zainul Miftah, cucu Guru Marzuki bin Mirshod, pendiri NU untuk orang masalah pemberian nama dirinya, sang bacaleg Golkar untuk Provinsi Jabar dan juga kandidat cawalkot Bekasi di pemilu 2024 ini mengatakan bahwa namanya adalah pemberian dari neneknya yang juga istri Marzuki bin Mirshod."Nama saya Zainul Miftah dikasih Nenek Guru Besar Perempuan Almarhumah Hj Hasanah Istri dari Kakek Almarhum KH. Ahmad Marzuki bin Mirshod," ceramahnya sebagai mubaligh menurun dari sang kakek pendiri NU di Kota Jakarta bagi orang Betawi, KH. Marzuki bin Mirshod Foto PrivCollMengetahui hal tersebut maka bksOL tertarik untuk menelusuri silsilah kakeknya tersebut dan ternyata inilah yang Guru KH. Marzuki?KELAHIRANAs-syekh Ahmad Marzuqi bin Ahmad Mirshod bin Hasnum bin Ahmad Mirshod bin Hasnum bin Khotib Sa’ad bin Abdurrohman bin Sulthon atau yang kerap disapa akrab dengan Guru Marzuki bin Mirshod lahir pada malam Ahad waktu Isya tanggal 16 Romadhon 1293 H di Rawabangke Rawa Bunga Jatinegara Batavia Jakarta Timur.Bahkan kepiawaiannya berjamaah dalam organisasi menurun dari kakeknya, KH. Marzuki bin Mirshod, ulama Betawi pertama yang mendirikan NU di usia 9 tahun ayahanda berpulang ke Rohmatulloh dan diasuh oleh ibunda tercinta yang sholehah dan taqwa dalam suatu kehidupan rumah tangga yang sangat beliau dimakamkan setelah Salat Ashar yang dihadiri oleh para ulama dan ribuan Marzuki kecil, ia memulai pendidikannya dengan belajar di bawah KH. Anwar. Ia mempelajari Alquran dan berbagai disiplin ilmu agama Islam berusia 16 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya untuk belajar di bawah bimbingan Habib Utsman bin Muhammad berguru kepada Habib Utsman, sang Habib melihat kegeniusannya serta ingatan yang tajam dalam menghafal, yang dimiliki oleh Guru Marzuki bin Mirshod, sehingga membuat sang Habib ingin mengarahkan Guru Marzuki untuk melanjutkan pendidikanya di Mekkah dan dapat belajar kepada para ulama besar di H. Zainul Miftah hingga dekat dengan Akbar Tanjung memang bakat menurun dari sang kakek Marzuki bin Mirshod yang punya jaringan luas hingga NU Jawa TimurSetelah 7 tahun beliau belajar di Mekkah, kemudian datang sepucuk surat dari Habib Utsman yang meminta agar Guru Marzuki bin Mirshod dapat kembali ke Jakarta, maka pada tahun 1332 H atas pertimbangan dan persetujuan guru-gurunya di Mekkah beliau kembali pulang ke Jakarta, dengan tugas menggantikan Habib Utsman dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada Guru Marzuki bin Mirshod diantaranya adalah As-Syaikh Usman SarawakAs-Syaikh Muhammad Ali Al-MalikiAs-Syaikh Muhammad Amin Sayid Ahmad RidwanAs-Syaikh Hasbulloh Al-MishroAs-Syaikh Umar SumbawaAs-Syaikh Muhammad Umar SyathoAs-Shaikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Mufti Makkah Komika bahas penanganan covid19Lihat juga Video Standup Comedy buat Capres paling Ngetop SeJateng & SeJatim MURID DAN PARA SISWAMurid-murid yang dididiknya kemudian banyak yang menjadi ulama Betawi terkemuka. Dalam sebuah catatan menyebutkan ada sekitar 41 ulama Betawi terkemuka bahkan lebih. Di antaranya adalahMu'allim Thabrani Paseban kakek dari KH. Maulana Kamal YusufKH. Abdullah Syafi'i pendiri perguruan Ash-Syafi'iyyahKH. Thohir Rohili pendiri perguruan Ath-ThahiriyyahKH. Noer Alie pahlawan nasional, pendiri perguruan At-Taqwa, BekasiKH. Achmad Mursyidi pendiri perguruan Al-FalahKH. Hasbiyallah Pendiri perguruan Al-WathoniyahKH. Ahmad Zayadi Muhajir pendiri perguruan Az-ZiyadahGuru Asmat CakungKH. Mahmud pendiri Yayasan Perguruan Islam Almamur/Yapima, BekasiKH. Muchtar Thabrani pendiri YPI Annuur, BekasiKH. Chalid Damat pendiri perguruan Al-KhalidiyahKH. Ali Syibromalisi pendiri perguruan Darussa’adah dan mantan ketua Yayasan Baitul Mughni, Kuningan, Jakarta.PENDIRI NAHDLATUL ULAMA NU DI BETAWIBerdirinya organisasi Islam Nahdlatul Ulama NU di tanah Betawi memiliki kisah yang unik. Kisah tersebut diceritakan dari KH. Saifuddin Amsir bahwa ketika Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara diminta untuk mendirikan NU di Jakarta di tanah Betawi, beliau tidak langsung menerima permintaan tersebut, akan tetapi ada satu syarat yang harus Marzuki bin Mirshod memberikan syarat, jika para santri perempuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, yang dipimpin Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari tidak menutup auratnya secara benar, sesuai syariat, ia menolak pendirian dan kehadiran NU di tanah kemudian mengutus orang kepercayaannya ke Tebuireng untuk melihatnya secara hasil pengamatan orang kepercayaannya ini ia mendapatkan informasi bahwa para perempuan dan santri perempuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, menutup auratnya dengan benar, sesuai informasi ini, Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara menerima pendirian NU di tanah Betawi dan ia menjadi pendiri dari NU jabatan NU kepada Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara di tanah Betawi langsung dari Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari .Permintaan kepadanya tentu tidak sembarangan, mengingat juga pengaruh dan kemasyhurannya sebagai salah satu ulama terkemuka di Betawi saat kitab-kitab yang dikarangnya ada 13 buah, yang dapat dilihat sekarang hanya 8 buah. Kitab-kitab tersebut diantaranya Zahrulbasatin fibayaniddalail wal al-'ajmiyah fii ma'rifati tirof minal alfadzil' fi'ilmil fiqhil fibayaniakhlaqi bani balaghah al-Betawi asiirudzunuub wa ahqaral Isaawi wal ' Silsilah SanadBerikut ini chart silsilah sanad murid Marzuki bin Mirshod dapat dilihat DI SINI.[]Narasumber Budi, NuOnline, Editor SidikRizal PencetusHari Santri KH. Thoriq bin Ziyad mengatakan jika momentum Hari Santri Nasional bisa menyatukan seluruh semangat sekaligus menumbuhkan patriotisme di kalangan santri. Hal itu diutarakan dalam webinar “Santri dan Taman Sari Kebhinnekaan Indonesia” sebagai momen peringatan Hari Santri Nasional oleh DPC GMNI Surabaya. Gus Thoriq, begitu ia akrab

GuruMarzuki Cipinang Muara atau Syekh Ahmad Marzuki bin Ahmad Mirshod adalah guru mengaji Kiai Tambih saat berusia remaja. KH Ahmad Mursyidi (Klender), Guru Bakar dan Guru Baqir (putra-putra Guru Marzuki). Pada 1929, Kiai Tambih menikah dengan Aminatuz Zuhriyah dari Kampung Pondok Pucung Bintara. Namun, istrinya meninggal dunia

KiaiMarzuki: Sosok yang Dermawan dan Selalu Bersinergi dalam Menyuarakan NU. Juni 16, 2020. 0 427 . KH Marzuki Mustamar, Kiai Yang Senantiasa Cinta NKRI. Februari 26, 2020. Sa’ad bin Abi Waqqos : Singa yang Menyembunyikan Kukunya. Januari 30, 2022. 0 159 . Sex Education di Dunia Pesantren. September 21, 2021. 0 155 .
MbahKiai Dalhar lahir di komplek pesantren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang pada hari Rabu, 10 Syawal 1286 H (12 Januari 1870 M). Ketika lahir ia diberi nama oleh ayahnya dengan nama Nahrowi. Ayahnya adalah seorang mudda’i ilallah bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. InspirasiKeteladanan KH. Marzuki bin Mirshod Peran perjuangan KH. Marzuki bin Mirsod Cipinang Muara atau Guru Marzuki tidak bisa dilepaskan dari SedikitUlasan tentang Guru KH. Marzuqi bin Mirshod oleh Ust. H. Abdullah, S.AgPada Acara Rangkaian Ziarah Makam Para Wali Jabotabek dipimpin oleh Ust. H. Ab uI8FigR.
  • 094ofa1psu.pages.dev/38
  • 094ofa1psu.pages.dev/216
  • 094ofa1psu.pages.dev/102
  • 094ofa1psu.pages.dev/318
  • 094ofa1psu.pages.dev/7
  • 094ofa1psu.pages.dev/75
  • 094ofa1psu.pages.dev/7
  • 094ofa1psu.pages.dev/33
  • 094ofa1psu.pages.dev/250
  • kh marzuki bin mirshod